Antara Monas, PRJ, dan Istiqlal (Part 2)

Masa liburan adalah moment yang paling pas untuk jalan-jalan. Masyarakat Jakarta mungkin sudqh bosan dengan istiqlal atau monas, padajal kedua tempat ini mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi.
Selain wisata sejarah, masyarakat Jakarta juga mempunyai wisata belanja, seperti mall-mall yang menjamur di sudut wilayah Jakarta. Tifak terkecuali perhelatan taunan Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Expo.
Pekan Raya Jakarta (selanjutnya disebut PRJ) terletak di Utara Jakarta tepatnya Kemayoran, komplek PRJ sendiri adalah bekas Bandara Udara Kemayoran, tapi karena beberapa alasan akhirnya di masa orde baru Bbandar tersebut dipindajkan di wilayah pinggir kota Jakarta yaiyu any srkarang dikenal dengan. Bandar Soekarno Hatta.
Setelah saya asik berfoto Dan muter-muter Monas, saya juga memiliki rencana untuk mengunjungi PRJ. Kebetulan, di monas menyediakan Bis gratis menuju PRJ, buat saya ini kesempatan yang langka Dan saya harus mencobanya. Saya pikir naek Bis sangat nyaman apalagi AC saya tidak perlu lagi memikirkan ongkos Dan rutenya kebetulan saya awam dengan wilayah utara Dan pusat Jakarta.
Kami melihat halte bis sufah dipenuhi puluhan orang yang sama invin merasakan gratisan di Jakarta, Dan cukup lama menunggu sopir untuk bisa mempersilahkan kita menaiki bis gratis.
Ketika dipersilahkan, penumpang langsung berdesak-desakan. Dan kami pun harus berdiri. Dengan kondisi bus yang penuh sesak, Dan pendingin bis jha kurang maksimal. Akhirnya kita memutuskan untuk kembali kerencana awal yaitu ke PRJ dengan motor. Karena kami tak nyaman dengan kondisi Mobil yang panas, kami berfikir apa lagi kalau seandainya macet, mending naek motor macet tapi tidak panas.
Saya bertanya sedikit dengan tukang ojeg yang Ada di depqn gerbang monas Dan dia menjelaskan saya ikuti apa yang disarankan oleh abang ojeg Dan sampailah saya kurang dari 30 menit.
Sesampainya di sana saya harus mengantri karena loket belum di buka. Kesan pertama menginjakan kaki di sana adalah ”kok orang cina melulu”. Bagaimana tidak Dari pintu masuk parkiran yang jaga orang cina, loket masuk juga orang cina, spg-nya cina, pedagangnya cina. So Ada apa dengan cina? Padahal ini hajatannya orang Jakarta karena memperingati kelahiran kota Jakarta.
Awal yang saya Cari di sana adalah tempat shalat, Dan itu Ada di lantai dua gedung masuk. Benar Dan kami temui di sana, tapi jadi pertanyaan besar mengapa pihak penhelola begitu pelit menyediakan sarana inti umat Islam. Bisa dibandingkan luas PRJ yang berhektar-hektar tapi hanya bisa menyediakan musola yang berukuran kurang lebih 5 x 5 meter. Ukuran yang sangat kecil. Mungkin inilah yang embait sebagiqn pengunjung merasa tidak akan datang untuk kedua kalinya, saya merasa heran kok bisa tiket masuk 20 ribu bangunan musollany sangat amat minimalis.
Apa lagi dari jam kunjungan yqng semuanya berdekatan dengan walru shalat yaitu asar, magrib, Dan isya. Saya malah tidak bisa membanyangkan bagaimana saat pelaksanaan shalat magrib di sana.
Ini lah kesan PRJ buat saya, di luar sana orang dengan asik berbelanja dengan pemandangan SPG. Saya tidak lebih dari dua jam di sana Dan akhirnya saya memutuskan untuk ke istiqlal saja.

Tinggalkan komentar